"Selamat datang di 'KopiPaitNuaiman'. Seperti secangkir kopi yang pahit namun menghangatkan, blog ini adalah ruang untuk merefleksikan kehidupan. Di sini, kami menuliskan cerita, pemikiran, dan pelajaran yang seringkali terasa pahit seperti kopi tubruk, tetapi justru di situlah kekuatannya. Mari kita nikmati bersama, satu suapan kata demi kata."
25/09/2025
Sang Pendosa Menjadi Kekasih Tuhan (Hikayat)
Alkisah, di sebuah negeri, hiduplah seorang lelaki bernama Ubay. Ia adalah ahli
maksiat yang tak pernah kapok. Setiap kali bertaubat, keesokan harinya ia
kembali tenggelam dalam dosa. Siang ia berdusta, malam ia berpesta. Mulutnya
penuh kata kotor, tangannya ringan mengambil hak orang lain, matanya tak pernah
lepas dari pandangan haram. Orang-orang berkata: “Ubay adalah manusia celaka,
neraka sudah menantinya.” Bahkan para ulama di kotanya berputus asa melihatnya.
Namun ada satu rahasia yang tak diketahui orang: setiap kali selesai berbuat
dosa, Ubay menangis di dalam kamarnya, lalu berdoa dengan suara parau: “Ya
Allah, aku hina. Aku tahu aku salah. Aku bertaubat, tapi aku kembali lagi. Jika
Engkau ingin menghinakanku, aku pantas. Namun janganlah Engkau jauh dariku,
karena tiada pintu selain pintu-Mu.” Begitulah Ubay, jatuh bangun dalam dosa,
namun hatinya selalu kembali mengetuk pintu ampunan. Tahun demi tahun berlalu.
Pada suatu malam, ketika pesta maksiat sedang berlangsung, Ubay merasa dadanya
sesak. Ia meninggalkan keramaian, berjalan tertatih menuju masjid yang sepi. Di
dalam kegelapan, ia rebah bersujud. Air matanya bercucuran, suaranya bergetar:
“Tuhanku, aku datang lagi dengan dosa yang sama. Aku malu, aku hina, aku penuh
noda. Tapi demi Engkau yang Maha Pengasih, jangan usir aku dari sisi-Mu.” Malam
itu, Ubay tak pernah bangun lagi dari sujudnya. Ia wafat dalam tangis taubat.
Keesokan harinya, penduduk kota gempar. Mereka mengira Allah akan menurunkan
murka atas jenazahnya. Namun seorang wali besar bermimpi melihat Ubay disambut
cahaya di alam barzakh. Malaikat berkata: “Inilah hamba yang selalu kembali
kepada Tuhannya, meski jatuh dalam dosa. Ia tak pernah sombong dengan amal,
karena ia tak punya amal. Ia hanya membawa hati yang hancur, rindu, dan tangis.
Maka Allah menerimanya sebagai kekasih.” Maka orang-orang terperangah. Mereka
belajar bahwa kasih sayang Allah tak terhalang oleh tebalnya dosa, selama hati
terus kembali mengetuk pintu-Nya.
--- Karya : Nona Robi'ah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Oleh A. Mustofa Bisri Di antara putera-putera Kiai Saleh, pengasuh pesantren "Sabilul Muttaqin" dan sesepuh di daerah kami, Gus Ja...
-
Di sebuah pondok kecil di pinggir desa, berkumpullah sekelompok sufi setiap petang. Mereka duduk melingkar di sekitar meja kayu tua, dengan ...
-
Alkisah, di sebuah negeri, hiduplah seorang lelaki bernama Ubay. Ia adalah ahli maksiat yang tak pernah kapok. Setiap kali bertaubat, keesok...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar